Ehmmm...
sepertinya setiap postingan saya selalu sangat lama sekali munculnya.
Bukan karena saya tidak peduli pada blog ini, tapi ketiadaan waktu untuk
membuka blog ini dan meng-update-nya (itu sama aja kayak tidak peduli).
Untunglah, hari ini, berbekal semangat dan sepiring nasi padang, saya
bisa meng-update ini blog. Silahkan dinikmati tulisan saya ini....
JUJUR. Kata tersebut sangat sering sekali digunakan untuk
mendeskripsikan bahwa seseorang itu tidak suka bohong, atau selalu
berkata benar sesuai dengan yang terjadi. Kita sering lupa kalau jujur
itu merupakan sifat orang yang baik, dan tidak hanya terbatas pada
ucapan atau yg dikatakan orang itu saja.
Sebagai
contoh, jika ada seorang yang sangat jahat, setiap hari dia mencopet,
merampok, memukuli anak orang, bahkan (maaf) membuang sampah
sembarangan, terus dia pulang dan bilang ke teman2nya tentang hal2 yg
dia lakukan. Apa lantas temannya akan berkata “saya bangga Bro, kamu
orang yang sangat jujur..” (sambil menepuk bahunya dengan tatapan haru).
Saya pikir tidak akan seperti itu.
Dan
kalau kita nonton TV (bagi yg punya) atau membaca Koran (bagi yg bisa
baca), biasanya ada berita yang berjudul “akhirnya si X mengaku bahwa
dia korupsi” atau “Pembunuh itu mengakui kesalahannya”, namun tidak
pernah ada judul berita “si X, pelaku korupsi adalah orang yang jujur”
atau “Pembunuh yang jujur”. Ada yg tahu kenapa? Ada yg tahu? Silahkan
angkat tangan kalo ada yg tahu ? Yak, yg paling belakang mungkin tahu...
atau yg sampingnya...
Ok
lanjut. Jawaban dari pertanyaan tadi adalah karena tindakan yang
dilakukannya itu adalah hal yg tidak baik. Jadi tidak tepat jika kita
menyebutnya sebagai orang yg jujur.
Jadi
jujur itu bukan pada perkataan, tapi ada pada perilaku yang baik. Jujur
merupakan hal yang ditunjukkan dengan tingkah laku dan ucapan kita.
Karena itu biasanya di kolom2 lowongan pekerjaan, tertera syarat selain
berpenampilan menarik, usia 20-25, ada juga syarat harus “jujur”. Lihat
kan, sebegitu pentingnya “jujur” itu.
Saat
ini, kata beberapa orang, “jujur” telah menjadi barang langka. Sangat
sulit menemukan orang yang mempunyai sikap “jujur”. Kenapa saya sebut
‘sikap’? Karena kejujuran itu baru ketahuan ketika kita berbuat. Ketika
kita berkata benar, kita disebut jujur. Ketika kita berlaku adil, kita
disebut jujur. Jadi jujur itu bukan ‘sifat’, tapi merupakan ‘sikap’.
Saat
ini, sepertinya semua orang pasti pernah berbohong. Terkecuali saya
(nah ini bohong). Saya selalu jujur (bohong lagi). Saya tidak pernah
berbohong (bohong lagi). Sejujurnya, kemarin saya habis mengantar pak
SBY pijat di tempat Mbok Santi (sangat luar biasa jelas sekali
bohongnya). Ok, cukup, daripada dosa saya terus bertambah.
Sebelum
saya akhiri postingan ini, ijinkanlah saya untuk berkata jujur sekali
saja di postingan ini. OK! Siap! Inilah dia, akhirnya kata2 jujur dari
saya. Jeng jeng... *backsound.
“Saya ganteng”
....
*nb: tolong jangan rajam saya